Bungo-Jambi || polhukrim.com
Pemerintah Kabupaten Bungo melalui Dinas Kesehatan menggelar kegiatan Koordinasi Percepatan Eliminasi Tuberkulosis (TBC) sebagai bagian dari upaya memperkuat komitmen dan mempercepat aksi nyata dalam penanggulangan TBC di wilayah tersebut. Acara ini berlangsung di Rumah Dinas Bupati Bungo pada Jumat, 18 September 2025.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo, dr. Safaruddin Matondang, menyampaikan bahwa TBC masih menjadi persoalan serius di Bungo. Menurutnya, capaian program TBC di daerah ini belum berjalan optimal.
Hari ini kami melakukan kegiatan bersama tim BPK dalam rangka audit kinerja penanggulangan TBC. Beberapa poin penting yang akan kami tindak lanjuti adalah percepatan pencegahan dan pengurangan kasus TB paru di Kabupaten Bungo,” ujar dr. Safaruddin.
Dinas Kesehatan telah melakukan gerak cepat dengan menggandeng para promotor kesehatan (promkes) dan dokter guna mempercepat langkah penyelesaian serta meningkatkan capaian program eliminasi TBC.
Pemeriksaan dan Pengobatan TBC Gratis di Puskesmas
Kadinkes juga mengimbau masyarakat untuk tidak ragu memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat, terutama bila ada gejala atau riwayat kontak dengan penderita TBC.
Jika ada satu anggota keluarga yang terkonfirmasi positif TBC,maka besar kemungkinan anggota keluarga lainnya juga berisiko. Karena itu,kami memberikan terapi pencegahan TBC (TPT) berupa obat yang wajib dikonsumsi selama 6 bulan. Ini bukan hanya untuk pengobatan,tapi juga sebagai langkah pencegahan, tegasnya.
Target Eliminasi TBC 2030
Upaya eliminasi TBC juga mendapat dukungan penuh dari Bupati Bungo,yang menurut Kadinkes,sangat mendorong langkah-langkah percepatan yang dilakukan Dinas Kesehatan.
Dukungan Pak Bupati sangat kuat. Kami berharap dengan kolaborasi lintas sektor, target eliminasi TBC tahun 2030 dapat tercapai,ujarnya optimis.
Capaian Pengobatan TBC Masih Rendah di 2025
Hingga saat ini,capaian pengobatan TBC di Kabupaten Bungo tercatat masih rendah.Pada 2024,tingkat keberhasilan pengobatan mencapai 83% dari target 90%. Sementara pada 2025,baru 25% dari target 90% yang terealisasi ke dalam aplikasi SITB (Sistem Informasi Tuberkulosis).
Capaian 2025 masih rendah karena pengobatan TBC membutuhkan waktu 6 hingga 9 bulan. Kami berharap di akhir tahun nanti realisasi pengobatan tuntas bisa mendekati target,” jelas dr. Safaruddin.
Ajak Masyarakat Terapkan PHBS
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, Dinkes Bungo mengajak masyarakat untuk membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), antara lain:
Mengonsumsi makanan bergizi
Istirahat yang cukup dan olahraga teratur, Menjaga kebersihan dan sirkulasi udara di rumah, Menggunakan masker saat batuk atau bersin, Mendapatkan vaksin BCG, Menghindari kontak langsung dengan penderita TBC.
Dengan sinergi seluruh pihak dan peran aktif masyarakat, diharapkan angka kasus TBC di Kabupaten Bungo dapat terus ditekan hingga tercapai target eliminasi pada tahun 2030. (Erwin Siregar).
Pemerintah Kabupaten Bungo melalui Dinas Kesehatan menggelar kegiatan Koordinasi Percepatan Eliminasi Tuberkulosis (TBC) sebagai bagian dari upaya memperkuat komitmen dan mempercepat aksi nyata dalam penanggulangan TBC di wilayah tersebut. Acara ini berlangsung di Rumah Dinas Bupati Bungo pada Jumat, 18 September 2025.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo, dr. Safaruddin Matondang, menyampaikan bahwa TBC masih menjadi persoalan serius di Bungo. Menurutnya, capaian program TBC di daerah ini belum berjalan optimal.
Hari ini kami melakukan kegiatan bersama tim BPK dalam rangka audit kinerja penanggulangan TBC. Beberapa poin penting yang akan kami tindak lanjuti adalah percepatan pencegahan dan pengurangan kasus TB paru di Kabupaten Bungo,” ujar dr. Safaruddin.
Dinas Kesehatan telah melakukan gerak cepat dengan menggandeng para promotor kesehatan (promkes) dan dokter guna mempercepat langkah penyelesaian serta meningkatkan capaian program eliminasi TBC.
Pemeriksaan dan Pengobatan TBC Gratis di Puskesmas
Kadinkes juga mengimbau masyarakat untuk tidak ragu memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat, terutama bila ada gejala atau riwayat kontak dengan penderita TBC.
Jika ada satu anggota keluarga yang terkonfirmasi positif TBC,maka besar kemungkinan anggota keluarga lainnya juga berisiko. Karena itu,kami memberikan terapi pencegahan TBC (TPT) berupa obat yang wajib dikonsumsi selama 6 bulan. Ini bukan hanya untuk pengobatan,tapi juga sebagai langkah pencegahan, tegasnya.
Target Eliminasi TBC 2030
Upaya eliminasi TBC juga mendapat dukungan penuh dari Bupati Bungo,yang menurut Kadinkes,sangat mendorong langkah-langkah percepatan yang dilakukan Dinas Kesehatan.
Dukungan Pak Bupati sangat kuat. Kami berharap dengan kolaborasi lintas sektor, target eliminasi TBC tahun 2030 dapat tercapai,ujarnya optimis.
Capaian Pengobatan TBC Masih Rendah di 2025
Hingga saat ini,capaian pengobatan TBC di Kabupaten Bungo tercatat masih rendah.Pada 2024,tingkat keberhasilan pengobatan mencapai 83% dari target 90%. Sementara pada 2025,baru 25% dari target 90% yang terealisasi ke dalam aplikasi SITB (Sistem Informasi Tuberkulosis).
Capaian 2025 masih rendah karena pengobatan TBC membutuhkan waktu 6 hingga 9 bulan. Kami berharap di akhir tahun nanti realisasi pengobatan tuntas bisa mendekati target,” jelas dr. Safaruddin.
Ajak Masyarakat Terapkan PHBS
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, Dinkes Bungo mengajak masyarakat untuk membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), antara lain:
Mengonsumsi makanan bergizi
Istirahat yang cukup dan olahraga teratur, Menjaga kebersihan dan sirkulasi udara di rumah, Menggunakan masker saat batuk atau bersin, Mendapatkan vaksin BCG, Menghindari kontak langsung dengan penderita TBC.
Dengan sinergi seluruh pihak dan peran aktif masyarakat, diharapkan angka kasus TBC di Kabupaten Bungo dapat terus ditekan hingga tercapai target eliminasi pada tahun 2030. (Erwin Siregar).