Batu Bara || polhukrim.com
Kecewa yang sudah menumpuk selama hampir 4 tahun akibat gangguan aliran air Sungai Si Dalu Dalu yang merusak ribuan hektar sawah, kini berubah menjadi kekhawatiran serius bagi petani di Kabupaten Batu Bara. Proyek bendungan yang ditunjuk belum menyelesaikan masalah tersebut oleh CV.Razasa Agung dengan kontrak sebesar Rp11,685,615,000 dari APBD Provinsi Sumatera Utara terlihat roboh dan hancur total pada dipantau Lembaga Swadaya Masyarakat Monitoring Independen Transparansi Realisasi Anggaran (LSM MITRA) Batu Bara tanggal (14/12/2025). Akibatnya, tanggul Sungai Si Dalu-Dalu di Desa Suka Raja Kecamatan Air Putih terancam jebol, membahayakan ribuan warga dan lahan pertanian.
Dalam kondisi ironis,LSM MITRA Batu Bara mengajak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Agung,dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) untuk segera meneliti kontraktor dan semua pihak terkait. Menurut LSM MITRA,proyek dinilai "asal-asalan" ini menunjukkan tanda-tanda dugaan korupsi yang merugikan negara dan masyarakat yang sudah lama menderita.
4 Tahun Keluhan Petani:Sawah Kering, Perekonomian Terpuruk Tanpa Jawaban Jelas >
Sungai Si Dalu-Dalu bukan hanya sumber air untuk konsumsi warga,tetapi juga pondasi harapan pertanian di lima desa yakni desa Suka Raja,Kampung Kelapa,Pematang Panjang, Limau Sunday,dan Suka Ramai. Hampir 4 tahun yang lalu,aliran air sungai mulai terganggu, menyebabkan ribuan hektar sawah menjadi kering dan gagal panen,banyak petani yang kehilangan sumber pendapatan utama,sehingga perekonomian keluarga dan masyarakat sekitar terpuruk.
"Kita sudah minta tolong berkali-kali ke pejabat daerah,provinsi,bahkan ke Bupati Batu Bara dan DPRD daerah,tapi tidak pernah ada jawaban yang jelas,Kadang mereka hanya bilang "sedang ditindaklanjuti,tapi tidak ada hasilnya" ceritakan Slamet seorang petani dari Desa Suka Raja yang telah mengelola sawah seluas 2 hektar selama 15 tahun.
Keadaan semakin parah ketika musim kemarau tiba,di mana air sungai hampir habis,banyak petani terpaksa menggantungkan pekerjaan atau beralih ke usaha kecil yang kurang menguntungkan,masyarakat juga mengaku merasa ditinggalkan oleh pemerintah yang seharusnya melindungi kepentingan mereka. "Kita merasa seperti tidak ada yang peduli. Sawah yang kita rawat dengan susah payah jadi kering,anak-anak sulit sekolah karena tidak ada uang,padahal pemerintah tahu masalah ini,tapi cuma diam atau cuma datang melihat saja" ujar Siti Aminah istri seorang petani dari Desa Kampung Kelapa,dengan nada sedih.
Gubernur,Bupati Hanya "Melihat" Proyek Dibuat dengan Kontrak Rp11,6 Miliar
Dalam upaya menyelesaikan masalah, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akhirnya mengeluarkan kontrak proyek perbaikan bendungan dan tanggul Sungai Si Dalu-Dalu pada tanggal (12/9/2024) dengan Kontrak nomor:602/DPUPR/UPTD-TB/KPA/3035/2024 kepada CV.Razasa Agung dengan nilai Rp.11,685,615,000 dari APBD Provinsi.
Namun,menurut keterangan masyarakat dan pengamatan LSM MITRA,proses pembangunan terasa cepat dan kurang cermat,bahkan sebelum proyek dinyatakan selesai,banyak warga sudah melihat tanda-tanda kelemahan pada struktur/spesifikasi bendungan,seperti beton yang kurang padat dan pengecoran yang tidak merata,namun keluhan ini tidak pernah ditanggapi oleh pihak pengawas proyek atau pemerintah.
Yang lebih menyakitkan,menurut masyarakat, adalah kehadiran pejabat tinggi seperti Gubernur Sumatera Utara,Bupati Batu Bara, dan anggota DPRD provinsi dan daerah hanya sebatas "memantau dan menonton" tanpa melakukan pengecekan yang mendalam,tidak ada upaya untuk memastikan kualitas pekerjaan proyek atau tidak menanggapi kekhawatiran warga.
"Gubernur datang,Bupati datang semuanya foto-foto saja,bicara sedikit,lalu pergi, tidak ada yang mau melihat detail pekerjaan proyek,seolah-olah mereka hanya ingin menunjukkan bahwa 'proyek ini sedang berjalan tanpa peduli kualitas dan hasilnya" ungkap A.Nduru Ketua LSM MITRA.
Tanggal 14 Desember 2025: Bendungan Roboh Total,Tanggul Terancam Jebol
Setelah proyek dinyatakan selesai dengan "kualitas dan spesifikasi asal-asalan" dan kejatuhan akhirnya tiba pada tanggal 14 Desember 2025,tim LSM MITRA melakukan pantauan rutin ke lokasi proyek dan menemukan bahwa bendungan Sungai Si Dalu- Dalu telah roboh dan hancur sepenuhnya, bangunan tunggul yang seharusnya menahan air dan mengalirkannya ke sawah malah runtuh, sehingga air sungai malah membanjiri daerah sekitar dengan arus yang kuat.
Lebih parah lagi,runtuhnya bendungan menyebabkan tekanan air meningkat pada tanggul Sungai Si Dalu-Dalu di Desa Suka Raja,membuat terancam jebol,Jika tanggul tersebut jebol,ribuan hektar lahan pertanian dan rumah warga di lima desa akan terendam banjir besar, dan bisa menyebabkan kerugian material dan bahkan korban jiwa.
"Kita kecewa banget,Uang negara sebanyak Rp.11,6 miliar dihabiskan untuk proyek yang tidak bertahan setahun,ini bukan cuma masalah kualitas,tapi jelas ada sesuatu yang salah di dalamnya,mungkin ada dugaan suap, pengurangan anggaran,atau penyaluran kontrak yang tidak transparan" kata Nduru dengan nada tegas.
LSM MITRA Minta KPK,Kejagung,Kapolri Segera Meneliti atau audit sebagai bentuk transparansi untuk Petani
Merasa situasi tidak bisa ditolerir lagi, LSM MITRA secara resmi mengajak KPK RI, Kejaksaan Agung,dan Kapolri untuk segera meneliti dan periksa proyek bendungan Sungai Si Dalu-Dalu,Menurut LSM MITRA ada dugaan kuat tindak Pidana korupsi yang melibatkan kontraktor dari perusahaan CV.Razasa Agung, pihak pengawas proyek,dan bahkan pejabat pemerintah yang terkait dalam pembuatan kontrak.
"Kita meminta KPK,Kejagung,dan Kapolri untuk melakukan penyelidikan yang mendalam,Semua pihak yang terlibat,mulai dari yang membuat kontrak, kontraktor yang mengerjakan,hingga pengawas harus diperiksa, karena Uang negara yang digunakan adalah uang pajak rakyat, yang seharusnya digunakan untuk proyek yang bermanfaat" ungkap Nduru.
Selain itu, LSM MITRA juga menuntut transparansi sepenuhnya tentang penanganan dugaan tindak pidana korupsi di proyek tersebut. Masyarakat khususnya petani yang telah lama menderita,berhak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang bertanggung jawab, LSM MITRA juga mengajak masyarakat untuk tetap waspada dan turut berpartisipasi dalam memantau proses penyelidikan.
"Kita lakukan ini demi masyarakat petani Batu Bara yang sudah terlalu lama menderita. Mereka berhak mendapatkan hasil pekerjaan proyek yang berkualitas dan bisa jadi solusi untuk masalah air sungai,jangan biarkan uang negara terbuang sia-sia dan warga terus menderita karena kejahatan tindak pidana korupsi" tegas Nduru.
Reaksi Masyarakat dan Tantangan Masa Depan >
Berita runtuhnya bendungan menyebar cepat di kalangan masyarakat Batu Bara,menimbulkan kemarahan dan keprihatinan,banyak petani mengaku sudah kehabisan kesabaran dan meminta agar pihak berwewenang segera bertindak,beberapa komunitas juga berencana mengadakan aksi damai untuk menuntut keadilan dan solusi jangka panjang untuk masalah air sungai.
"Sekarang bendungan roboh,sawah kita makin parah,kita tidak bisa menunggu lagi. Pemerintah harus segera menuntut tanggung jawab dan berharap membangun proyek yang benar-benar bermanfaat" kata Slamet petani dari Desa Suka Raja. Di sisi lain,proyek runtuh ini juga menimbulkan tantangan bagi pemerintah provinsi dan daerah harus segera menangani ancaman banjir dari tanggul yang terancam jebol,sekaligus memberikan bantuan kepada petani yang terkena dampak. Selain itu, pemerintah juga harus menghadapi tuduhan ketidakmampuan dan kemungkinan kejahatan berbaur korupsi yang melibatkan oknum pejabatnya.
Dapat disimpulkan,runtuhnya proyek bendungan Sungai Si Dalu-Dalu bukan hanya masalah teknis,tetapi juga masalah kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah,jika tidak ditangani dengan serius, maka kasus ini bisa memperkeruh ketidakpuasan masyarakat dan merusak stabilitas sosial di Kabupaten Batu Bara,semua pihak harus bekerja sama untuk menemukan solusi dan kebenaran,menuntut tanggung jawab,dan memberikan solusi yang sebenarnya bagi masyarakat yang menderita. (tim)
Kecewa yang sudah menumpuk selama hampir 4 tahun akibat gangguan aliran air Sungai Si Dalu Dalu yang merusak ribuan hektar sawah, kini berubah menjadi kekhawatiran serius bagi petani di Kabupaten Batu Bara. Proyek bendungan yang ditunjuk belum menyelesaikan masalah tersebut oleh CV.Razasa Agung dengan kontrak sebesar Rp11,685,615,000 dari APBD Provinsi Sumatera Utara terlihat roboh dan hancur total pada dipantau Lembaga Swadaya Masyarakat Monitoring Independen Transparansi Realisasi Anggaran (LSM MITRA) Batu Bara tanggal (14/12/2025). Akibatnya, tanggul Sungai Si Dalu-Dalu di Desa Suka Raja Kecamatan Air Putih terancam jebol, membahayakan ribuan warga dan lahan pertanian.
Dalam kondisi ironis,LSM MITRA Batu Bara mengajak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Agung,dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) untuk segera meneliti kontraktor dan semua pihak terkait. Menurut LSM MITRA,proyek dinilai "asal-asalan" ini menunjukkan tanda-tanda dugaan korupsi yang merugikan negara dan masyarakat yang sudah lama menderita.
4 Tahun Keluhan Petani:Sawah Kering, Perekonomian Terpuruk Tanpa Jawaban Jelas >
Sungai Si Dalu-Dalu bukan hanya sumber air untuk konsumsi warga,tetapi juga pondasi harapan pertanian di lima desa yakni desa Suka Raja,Kampung Kelapa,Pematang Panjang, Limau Sunday,dan Suka Ramai. Hampir 4 tahun yang lalu,aliran air sungai mulai terganggu, menyebabkan ribuan hektar sawah menjadi kering dan gagal panen,banyak petani yang kehilangan sumber pendapatan utama,sehingga perekonomian keluarga dan masyarakat sekitar terpuruk.
"Kita sudah minta tolong berkali-kali ke pejabat daerah,provinsi,bahkan ke Bupati Batu Bara dan DPRD daerah,tapi tidak pernah ada jawaban yang jelas,Kadang mereka hanya bilang "sedang ditindaklanjuti,tapi tidak ada hasilnya" ceritakan Slamet seorang petani dari Desa Suka Raja yang telah mengelola sawah seluas 2 hektar selama 15 tahun.
Keadaan semakin parah ketika musim kemarau tiba,di mana air sungai hampir habis,banyak petani terpaksa menggantungkan pekerjaan atau beralih ke usaha kecil yang kurang menguntungkan,masyarakat juga mengaku merasa ditinggalkan oleh pemerintah yang seharusnya melindungi kepentingan mereka. "Kita merasa seperti tidak ada yang peduli. Sawah yang kita rawat dengan susah payah jadi kering,anak-anak sulit sekolah karena tidak ada uang,padahal pemerintah tahu masalah ini,tapi cuma diam atau cuma datang melihat saja" ujar Siti Aminah istri seorang petani dari Desa Kampung Kelapa,dengan nada sedih.
Gubernur,Bupati Hanya "Melihat" Proyek Dibuat dengan Kontrak Rp11,6 Miliar
Dalam upaya menyelesaikan masalah, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akhirnya mengeluarkan kontrak proyek perbaikan bendungan dan tanggul Sungai Si Dalu-Dalu pada tanggal (12/9/2024) dengan Kontrak nomor:602/DPUPR/UPTD-TB/KPA/3035/2024 kepada CV.Razasa Agung dengan nilai Rp.11,685,615,000 dari APBD Provinsi.
Namun,menurut keterangan masyarakat dan pengamatan LSM MITRA,proses pembangunan terasa cepat dan kurang cermat,bahkan sebelum proyek dinyatakan selesai,banyak warga sudah melihat tanda-tanda kelemahan pada struktur/spesifikasi bendungan,seperti beton yang kurang padat dan pengecoran yang tidak merata,namun keluhan ini tidak pernah ditanggapi oleh pihak pengawas proyek atau pemerintah.
Yang lebih menyakitkan,menurut masyarakat, adalah kehadiran pejabat tinggi seperti Gubernur Sumatera Utara,Bupati Batu Bara, dan anggota DPRD provinsi dan daerah hanya sebatas "memantau dan menonton" tanpa melakukan pengecekan yang mendalam,tidak ada upaya untuk memastikan kualitas pekerjaan proyek atau tidak menanggapi kekhawatiran warga.
"Gubernur datang,Bupati datang semuanya foto-foto saja,bicara sedikit,lalu pergi, tidak ada yang mau melihat detail pekerjaan proyek,seolah-olah mereka hanya ingin menunjukkan bahwa 'proyek ini sedang berjalan tanpa peduli kualitas dan hasilnya" ungkap A.Nduru Ketua LSM MITRA.
Tanggal 14 Desember 2025: Bendungan Roboh Total,Tanggul Terancam Jebol
Setelah proyek dinyatakan selesai dengan "kualitas dan spesifikasi asal-asalan" dan kejatuhan akhirnya tiba pada tanggal 14 Desember 2025,tim LSM MITRA melakukan pantauan rutin ke lokasi proyek dan menemukan bahwa bendungan Sungai Si Dalu- Dalu telah roboh dan hancur sepenuhnya, bangunan tunggul yang seharusnya menahan air dan mengalirkannya ke sawah malah runtuh, sehingga air sungai malah membanjiri daerah sekitar dengan arus yang kuat.
Lebih parah lagi,runtuhnya bendungan menyebabkan tekanan air meningkat pada tanggul Sungai Si Dalu-Dalu di Desa Suka Raja,membuat terancam jebol,Jika tanggul tersebut jebol,ribuan hektar lahan pertanian dan rumah warga di lima desa akan terendam banjir besar, dan bisa menyebabkan kerugian material dan bahkan korban jiwa.
"Kita kecewa banget,Uang negara sebanyak Rp.11,6 miliar dihabiskan untuk proyek yang tidak bertahan setahun,ini bukan cuma masalah kualitas,tapi jelas ada sesuatu yang salah di dalamnya,mungkin ada dugaan suap, pengurangan anggaran,atau penyaluran kontrak yang tidak transparan" kata Nduru dengan nada tegas.
LSM MITRA Minta KPK,Kejagung,Kapolri Segera Meneliti atau audit sebagai bentuk transparansi untuk Petani
Merasa situasi tidak bisa ditolerir lagi, LSM MITRA secara resmi mengajak KPK RI, Kejaksaan Agung,dan Kapolri untuk segera meneliti dan periksa proyek bendungan Sungai Si Dalu-Dalu,Menurut LSM MITRA ada dugaan kuat tindak Pidana korupsi yang melibatkan kontraktor dari perusahaan CV.Razasa Agung, pihak pengawas proyek,dan bahkan pejabat pemerintah yang terkait dalam pembuatan kontrak.
"Kita meminta KPK,Kejagung,dan Kapolri untuk melakukan penyelidikan yang mendalam,Semua pihak yang terlibat,mulai dari yang membuat kontrak, kontraktor yang mengerjakan,hingga pengawas harus diperiksa, karena Uang negara yang digunakan adalah uang pajak rakyat, yang seharusnya digunakan untuk proyek yang bermanfaat" ungkap Nduru.
Selain itu, LSM MITRA juga menuntut transparansi sepenuhnya tentang penanganan dugaan tindak pidana korupsi di proyek tersebut. Masyarakat khususnya petani yang telah lama menderita,berhak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang bertanggung jawab, LSM MITRA juga mengajak masyarakat untuk tetap waspada dan turut berpartisipasi dalam memantau proses penyelidikan.
"Kita lakukan ini demi masyarakat petani Batu Bara yang sudah terlalu lama menderita. Mereka berhak mendapatkan hasil pekerjaan proyek yang berkualitas dan bisa jadi solusi untuk masalah air sungai,jangan biarkan uang negara terbuang sia-sia dan warga terus menderita karena kejahatan tindak pidana korupsi" tegas Nduru.
Reaksi Masyarakat dan Tantangan Masa Depan >
Berita runtuhnya bendungan menyebar cepat di kalangan masyarakat Batu Bara,menimbulkan kemarahan dan keprihatinan,banyak petani mengaku sudah kehabisan kesabaran dan meminta agar pihak berwewenang segera bertindak,beberapa komunitas juga berencana mengadakan aksi damai untuk menuntut keadilan dan solusi jangka panjang untuk masalah air sungai.
"Sekarang bendungan roboh,sawah kita makin parah,kita tidak bisa menunggu lagi. Pemerintah harus segera menuntut tanggung jawab dan berharap membangun proyek yang benar-benar bermanfaat" kata Slamet petani dari Desa Suka Raja. Di sisi lain,proyek runtuh ini juga menimbulkan tantangan bagi pemerintah provinsi dan daerah harus segera menangani ancaman banjir dari tanggul yang terancam jebol,sekaligus memberikan bantuan kepada petani yang terkena dampak. Selain itu, pemerintah juga harus menghadapi tuduhan ketidakmampuan dan kemungkinan kejahatan berbaur korupsi yang melibatkan oknum pejabatnya.
Dapat disimpulkan,runtuhnya proyek bendungan Sungai Si Dalu-Dalu bukan hanya masalah teknis,tetapi juga masalah kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah,jika tidak ditangani dengan serius, maka kasus ini bisa memperkeruh ketidakpuasan masyarakat dan merusak stabilitas sosial di Kabupaten Batu Bara,semua pihak harus bekerja sama untuk menemukan solusi dan kebenaran,menuntut tanggung jawab,dan memberikan solusi yang sebenarnya bagi masyarakat yang menderita. (tim)
Tag : @KPK RI , @Polri, @kejaksaan, @presiden Prabowo




